ROKAN HULU-(RI)-Jalan poros penghubung Kelurahan kota Lama, Kecamatan Kunto Darussalam, Kabupaten Rokan Hulu dan desa eks transmigrasi, tengah mengalami kerusakan. Jalan poros ini merupakan satu-satunya akses menuju desa eks transmigrasi dari Kota Lama tersebut merupakan urat nadi perekonomian masyarakat setempat.
“PT EDI tengah menyiapkan langkah untuk mengatasi kerusakan jalan tersebut. Tentunya, untuk merealisasikan perbaikan jalan itu, kita harus menunggu cuaca membaik, supaya hasilnya maksimal,” kata Ginanjar Maolid, Community Development Officer PT Eka Dura Indonesia (EDI), Sabtu (27/1/2024)
Ia meminta masyarakat dan semua pihak menunggu kegiatan tersebut dilaksanakan. Terutama, mengingat saat ini curah hujan masih sangat tinggi.
“Seperti diketahui, PT EDI mempunyai program rutin perbaikan jalan. Akan tetapi ketika musim hujan seperti ini, perbaikan jalan tersebut belum bisa dilakukan. Kita harus bersabar dan menunggu waktu yang tepat. Sebab, jika dipaksakan perbaikan sekarang justru menambah kerusakan jalan,” ungkap Ginanjar Maolid.
Ginanjar Maolid menjelaskan, bahwa kerusakan jalan penghubung itu akibat tingkat curah hujan yang begitu tinggi. Kerusakan juga semakin parah karena truk dengan muatan tandan buah segar (TBS) dari desa eks transmigrasi yang melewati jalan tersebut memiliki dimensi dan beban yang melebihi kapasitas.
Infrastruktur jalan merupakan bagian integral dari program corporate social responsibility (CSR) PT EDI sebagai bagian dari tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Menurut Ginanjar, perusahaan sendiri tentu berkepentingan dengan pemeliharaan jalan untuk kepetingan operasional dan transportasi perusahaan. Pemeliharaan jalan, menurutnya, merupakan bentuk kepedulian perusahaan terhadap kepentingan masyarakat, mengingat jalan tersebut sangat vital bagi mobilitas warga.
Karena itu, menurut Ginanjar, perusahaan rutin menggelar program perbaikan jalan sebagai wujud nyata kepedulian perusahaan terhadap kesejahteraan masyarakat lokal.
Meskipun demikian, perusahaan menghimbau pentingnya peran semua pihak dalam menjaga dan merawat jalan, termasuk mengontrol muatan agar tidak melebihi kapasitas atau Over Dimensi Over Loading (ODOL).
“Jangan sampai perusahaan sudah merawat jalan, namun truk muatan TBS masih melebihi kapasitas lebih dari 7 ton dan membuat rusak jalan. Hal ini sering terjadi setelah jalan diperbaiki,” ujar Ginanjar Maolid.
PT EDI memiliki program perbaikan infrastruktur jalan yang melibatkan perbaikan jalan desa ring 1 sesuai dengan permohonan dari desa. Langkah ini dilakukan sebagai upaya konkret perusahaan untuk mendukung pembangunan lokal dan memastikan keberlanjutan konektivitas jalan.
Dengan langkah-langkah ini, PT EDI tidak hanya memastikan kelancaran operasionalnya tetapi juga berperan aktif dalam pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayahnya.(RI/*)