RIAUIDENTITAS.COM-ROHUL-Wakil Bupati (Wabup) Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), H Indra Gunawan, dan istri, turut serta di kegiatan prosesi adat jalang monjalang mamak 1445 hijiriah tahun 2024 masehi, digelar di gedung Lembaga Kerapatan Adat (LKA) Ujung Batu.
Acara ini momentum bagi umat Muslim untuk merayakan Idul Fitri dan tradisi panjat pinang yang menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya lokal.
Prosesi adat jalang monjalang mamak, yang digelar pada Rabu (24/4/2024) lalu, diwarnai dengan suasana kekeluargaan dan kebersamaan. Selain sebagai ajang merayakan Idul Fitri, acara ini jadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi di antara sesama umat muslim.
Wakil Bupati Rokan Hulu, H Indra Gunawan menekankan pentingnya menjaga tradisi prosesi adat ini sebagai bagian dari warisan budaya yang harus dilestarikan.
“Kegiatan prosesi adat ini harus sering dilakukan untuk lebih mendekatkan kita sesama umat Muslim dengan saling bersilaturahmi dan saling maaf-maafan,” ujarnya.
Panitia penyelenggara acara, kata Indra Gunawan, telag mengatur serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memperkuat kebersamaan dan persaudaraan di antara warga.
"Salah satu kegiatan yang paling dinantikan panjat pinang. Di mana para peserta berusaha keras untuk mencapai hadiah yang tergantung di puncak pohon pinang yang tinggi," ulasnya.
Kegiatan ini, terang Wakil Bupati Rokan Hulu, jadi momen untuk merayakan kemenangan atas tantangan dan hambatan yang telah dihadapi selama setahun terakhir.
“Kami berharap tradisi panjat pinang ini dapat memupuk semangat kebersamaan dan ketahanan dalam menghadapi segala rintangan,” jelasnya.
Diketahui, acara berlangsung dengan khidmat dan penuh keceriaan. Para peserta, termasuk Wakil Bupati Rokan Hulu dan istri, tampak antusias mengikuti setiap rangkaian acara yang digelar dengan baik oleh panitia.
Semangat persaudaraan dan kebersamaan terpancar dari setiap aksi dan senyuman yang terlihat di wajah mereka.
Sementara, masyarakat setempat menyambut baik kehadiran Wakil Bupati Rokan Hulu, Indra Gunawan beserta istri di acara tersebut.
Mereka menganggap dan menilak kehadiran pemimpin daerah bentuk dukungan dan apresiasi sebagai upaya pemeliharaan dan pelestarian budaya lokal. (RI/Adv Khusus)